salam

Assalamu'alaikum...

Minggu, 26 Februari 2012

MAJAS PENEGASAN

1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

MAJAS PERBANDINGAN

1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll. contoh: Waspadalah terhadap lintah darat
5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Synopsis Novel Heart 2 Heart

Semua berawal dari pertemuan tak sengaja antara Pandu bersama para sahabatnya dengan Indah, di sebuah danau nan indah.
Tiga hari pertemuan-pertemuan ini berlanjut, Pandu dan Indah menemukan kebahagiaan yang diisi keindahan hutan, kebun teh, danau, dan cinta. Saat itu Indah sedang berlibur di villa bersama orang tuanya. Kebersamaan Pandu dan Indah terus terbawa dalam hati masing-masing ketika keduanya ke Jakarta, Pandu yakin apabila jodoh mereka akan bertemu kembali, Indah memang bersekolah di Jakarta, dan Pandu baru akan pindah ke Jakarta.
Laksana jodoh, garis hidup yang sudah dituliskan Tuhan, Indah bertemu kembali dengan Pandu, dan cinta itu tetap ada walau kini ada rintangan. Indah ,memiliki seorang ibu yang over mengatur kehidupan Indah, dan sekarang Indah sudah memiliki ‘pacar’, dan tepatnya jodoh pilihan mamanya, bernama Ramon
Indah stress karena dia merasa bahwa segala sesuatu di hidupnya penuh dengan aturan ibunya,dia merasa bahwa dia selalu patuh terhadap ibunya, namun patuh yang dimiliki Indah disalahgunakan terhadap ibu Indah. Hingga kemudian, sebuah kecelakaan merenggut sebagian hidup Indah. Penglihatannya dan pita suaranya. Saat itulah, kakak Indah kembali, setelah selama ini pergi, karena menolak jadi boneka ibunya. Kakak indah merupakan anak yang berusaha menghindar dari aturan-aturan yang dibuat ibunya, namun kakak indah memanglah benar, hanya saja ibunya yang terlalu over memainkan anak-anaknya seperti boneka. Indah ibarat boneka rusak, menolak ditemani orang tuanya, apalagi pacar pilihan orang tuanya. Pandu kembali muncul. Pandu melepaskan sekolahnya di Jakarta untuk kembali ke desa, menyusul Indah, yang memilih menghabiskan kesendiriannya di villa. Pandu tak pernah membiarkan Indah sendiri, seberapa keras pun Indah menolaknya. Bersama-sama, Pandu dan sahabat Indah (Gita) mencoba mengembalikan senyum Indah.
Dan di situlah, di tempat awal mereka bertemu, Indah dan Pandu kembali bersatu. Seperti sebuah kalimat, “manusia boleh pergi, tapi cinta tinggal selama-lamanya”, begitulah kisah kasih mereka pun menjadi abadi…dan ketika itu pula adalah saat saat kehancuran ibunya Indah, ibubya ibdah cerai dengan suaminya, karena suaminya merasa tidak lagi patut mempunya istri yang over mengatur kehidupan anaknya tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri. Ibu Indah pun menyadari bahwa ternyata Indah kini telah menemukan kebahagiannya dengan seseorang. Ibu Indah pun tak akan menggagu atau mengatur kehidupan Indah lagi.



Unsur interinsik :
1. Tema : kepatuhan terhadap orang tua
2. Pelajaran yang dapat diambil dari cerita /amanat : “patuh terhadap orang tua merupakan hal yang terpuji dimata Tuhan dan orang tuanya itu sendiri, bahkan jika kita tidak patuh terhadap orang tua, kita digolongkan sebagai anak yang durhaka. Namun, tidak selamanya kita berada dalam naungan aturan-aturan orang tua jika aturan itu salah. Apalagi jika aturan itu bisa membuat hidup kita merasa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki orang tua. Baik, kita harus menjadi anak yang patuh terhadap orang tua selama yang dikehendaki orang tua kita itu benar.”
3. Tokoh :
• Indah
• Pandu
• Ibu indah
• Gita
4. Penokohan :
• Indah : gadis yang sangat patuh terhadap orang tuanya, dan tidak pernah berani mengelak apa lagi menolak perintah orang tua, sehingga hal itu membuat Indah merasa stress.
Kalimat/pernyataan pendukung : “Indah stress karena dia merasa bahwa segala sesuatu di hidupnya penuh dengan aturan ibunya,dia merasa bahwa dia selalu patuh terhadap ibunya, namun patuh yang dimiliki Indah disalahgunakan terhadap ibu Indah.”
• Pandu : lelaki yang mencintai Inah dengan tulus walaupun dengan banyak keterbtasan yang Indah miliki. Pandu merupakan lelaki yang optimis dan bertanggung jawab atas apa yang selalu ia lakukan, dia selalu berpegang teuh denga apa keyakinannya yang benar.
Kalimat/pernyataan pendukung : “Pandu yakin apabila jodoh mereka akan bertemu kembali, Indah memang bersekolah di Jakarta, dan Pandu baru akan pindah ke Jakarta.”
• Ibu indah : sosok ibu yang selalu melampiaskan emosinya untuk anak,entah itu pukulan(fisik),ataupun paksaan(non fisik). Beliau selalu mengatur kehidupan anaknya tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri,hingga salah satu anaknya tidak tahan dan pilih meninggalkan rumah. Ibu indah juga sangat hobi menjodohkan anak-anaknya dengan orang-orang pilihan beliau.
Kalimat/pernyataan pendukung : “Indah ,memiliki seorang ibu yang over mengatur kehidupan Indah, dan sekarang Indah sudah memiliki ‘pacar’, dan tepatnya jodoh pilihan mamanya, bernama Ramon.”
• Gita : seorang sahabat yang sangat sayang dengan Indah. Dia rela berkorban meninggalkan sekolahnya demi menemani Indah dalam kesepiannya hidup sendiri di villa.
Kaliamat/pernyataan pendukung : “Bersama-sama, Pandu dan sahabat Indah (Gita) mencoba mengembalikan senyum Indah.”
5. Karakter :
• Indah : patuh, lembut, mengalah
• Pandu : tanggung jawab, optimis, rela berkorban
• Ibu indah : keras kepala, egois
• Gita : rela berkorban, setia
IDENTITAS NOVEL :
Tanggal penerbitan : 11 november 2010
Director : nayato Fio Nuala
Penulis : charisma starision plus
Jumlah Halaman : 156 halaman
ISBN : 9789791834612

PERBEDAAN HADITS, SUNNAH, ATSAR, KHABAR dan HADITS QUDSI

a. Hadits dan Sunnah
Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, taqrir yang bersumber dari Nabi SAW, sedangkan Sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, atau perjalan hidupnya, baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun sesudahnya.

b. Hadits dan Khabar
Sebagian ulama hadits berpendapat bahwa Khabar sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada selain Nabi SAW., Hadits sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada Nabi SAW. Tetapi ada ulama yang mengatakan Khabar lebih umum daripada Hadits, karena perkataan khabar merupakan segala yang diriwayatkan, baik dari Nabi SAW., maupun dari yang selainnya, sedangkan hadits khusus bagi yang diriwayatkan dari Nabi SAW. saja. "Ada juga pendapat yang mengatakan, khabar dan hadits, diithlaqkan kepada yang sampai dari Nabi saja, sedangkan yang diterima dari sahabat dinamai Atsar".

c. Hadits dan Atsar
Jumhur ulama berpendapat bahwa Atsar sama artinya dengan khabar dan Hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa Atsar sama dengan Khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi'in. "Az Zarkasyi, memakai kata atsar untuk hadits mauquf. Namun membolehkan memakainya untuk perkataan Rasul SAW. (hadits marfu)". Dengan demikian, Hadits sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada Nabi SAW. saja, sedangkan Atsar sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat dan tabi'ind.

d. Hadits Qudsi
Adalah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa “Allah berfirman……” Nabi SAW menyandarkan perkataan (hadits) itu kepada Allah, dan beliau meriwayatkannya dari Allah.
Adapun perbedaan antara Hadits Qudsi dengan Al Qur’an adalah :
1. Bahwa lafazh dan makna al-Qur`an berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian, alias maknanya berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala namun lafazhnya berasal dari Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam.
2. Bahwa membaca al-Qur`an merupakan ibadah sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian.
3. Syarat validitas al-Qur`an adalah at-Tawâtur (bersifat mutawatir) sedangkan Hadîts Qudsi tidak demikian.

arr